Senin, 29 Agustus 2016

Sukuk Tabungan ST-001


Pertama kali penasaran dengan produk Sukuk karena pada saat itu mas ipar berencana ikut penawaran Sukuk (saat itu Sukuk Ritel, entah seri SR yang keberapa). Waktu itu suami berencana 'nebeng' 5 juta sama mas ipar. Tapi sayangnya, Sukuknya nggak jadi terbeli karena masalah penjatahan dan lain-lain. Dari situ aku penasaran. Menarik banget apa ya sukuk itu?

Ternyata benar, sukuk itu ternyata sangat menarik karena beberapa hal berikut:
1. Sukuk didasarkan pada syariah Islam. Sehingga tenang berinvestasi di sukuk
2. Sukuk menawarkan bagi hasil yang lebih kompetitif dibandingkan deposito
3. Sukuk yang diterbitkan pemerintah dijamin 100%, sehingga terhindar dari resiko gagal bayar

Nah, sudah sesuai syariah, bagi hasil kompetitif, dan masih dijamin negara pula. Ya jelas saja, siapa yang tidak tertarik menginvestasikan dananya ke sukuk. Nah, mulai 22 Agustus sampai 2 September nanti, kebetulan pemerintah lagi menawarkan Sukuk Tabungan seri ST-001, artinya sukuk jenis ini perdana dilemparkan ke masyarakat. Pemanfaatan dana dari sukuk ini akan digunakan untuk pembiayaan belanja negara. Jadi, sudah dapat tiga poin keuntungan berinvestasi sukuk, masih ada satu keuntungannya lagi, yaitu berpartisipasi dalam pembangunan nasional lewat sukuk yang kita beli.


Kalau dulu aku suka bingung, mau beli sukuk gimana caranya? Ternyata penjualan sukuk itu di bank-bank syariah dan beberapa sekuritas. Jadi syaratnya paling tidak harus punya rekening di salah satu agen penjual tersebut. Nah, yang bikin kemarin mas ipar gagal membeli sukuk, soalnya beliau nggak punya rekening di agen penjual yang dia tuju (saat itu nembusi ke Syariah Mandiri kalau tidak salah). Sekarang daku sudah melek untuk membuka rekening sekuritas (yang biayanya jauh lebih ekonomis dibanding membuka rekening bank). Ternyata dengan membuka rekening sekuritas, akses informasi mengenai produk-produk investasi menjadi lebih mudah. Termasuk akses informasi mengenai Sukuk Tabungan seri pertama ini.

Bertempat di Plaza Hotel Yogyakarta pada hari Rabu, 24 Agustus 2016, Danareksa Sekuritas bekerja sama dengan Direktorat Pembiayaan Syariah, Direktorat Jendral Pengelolaan Pembiayaan dan Resiko, Kementrian Keuangan, menyelenggarakan talkshow bertajuk "Sosialisasi Sukuk Tabungan Negara ST-001 Tahun 2016, Investasi Membangun Negeri". Di acara talkshow ini, Ibu Erna selaku wakil dari Kementrian Keuangan menjelaskan mengenai Sukuk Tabungan sebagai pembiayaan APBN, fitur yang terdapat pada Sukuk Tabungan ST-001 Tahun 2016, serta alasan kenapa harus membeli Sukuk Tabungan ST-001.

Sukuk Tabungan sebagai pembiayaan APBN
Menurut data, dari 1.786,2 triliun pendapatan negara dari pajak, bukan pajak dan hibah, ternyata masih ada defisit sebesar 296,7 triliun, karena total belanja negara sebesar 2.082,9 triliun. Oleh karena itu, negara perlu pembiayaan dari utang dan non utang. Nah, sukuk adalah salah satu pembiayaan utang dalam bentuk surat berharga negara. Kalau sebagai warganegara kita bisa memberi 'utang' kepada negara, maka negara tidak perlu mengajukan pinjaman luar negeri yang hanya akan memperberat APBN negara. Ya kan? Tunjukkan nasionalisme dengan hal-hal sederhana seperti ini. Hehe.
Komponen utang negara. Sukuk salah satunya.
Fitur yang terdapat dalam Sukuk Tabungan ST-001

Fitur yang dimaksud disini adalah syarat dan ketentuan Sukuk Tabungan ST-001.
Terms & condition Sukuk Tabungan Seri ST-001
Jadi, yang perlu digarisbawahi adalah, tingkat imbalannya adalah 6,9% per tahun, dibayarkan setiap bulan, dengan nominal pembelian minimal 2 juta dan maksimal 5 miliyar. Oh ya, ST-001 tidak bisa diperdagangkan, tetapi bisa early redemption pada saat pembayaran imbalan ke-12 (setahun) dengan kepemilikan minimal 4 juta. Early redemption nanti bisa diajukan tanggal 18 hingga 28 Agustus 2017 sampai pukul 10.00 WIB.

Mengapa membeli Sukuk Tabungan ST-001?

Ada 7 keuntungan berinvestasi di Sukuk Tabungan
1. Terjangkau. Karena satuan pembelian per 2 juta rupiah (kalau yang lain biasanya per 5 juta).
2. Aman. Pembayaran imbalan dan nilai nominal dijamin penuh oleh negara.
3. Sesuai prinsip syariah. Sudah mendapat fatwa syariah dari MUI. Selain itu, berinvestasi di Sukuk Tabungan berarti mendukung perkembangan pasar keuangan syariah dalam negeri.
4. Tingkat imbalan kompetitif (6,9% per tahun) dengan pajak relatif rendah (15%).
5. Imbalan bersifat tetap dan dibauarkan per bulan.
6. Ada fasilitas pencairan sebelum jatuh tempo (early redemption).
7. Hanya dengan dua juta rupiah, kita turut berpartisipasi dalam kegiatan pembangunan nasional.

Masih empat hari lagi kalau mau pesan Sukuk Tabungan ST-001. Berikut bank dan sekuritas yang menjadi agen penjualnya:

Bank Mandiri
Bank BCA
Bank BRI
Bank Permata
Bank BTN
Bank Panin
Bank BNI
Bank Maybank Indonesia
Bank Syariah Mandiri
Bank ANZ Indonesia
Bank Muamalat Indonesia
Bank DBS Indonesia
Bank BRI Syariah
Standard Chartered Bank
Bank OCBC NISP
Citibank N.A.
HSBC
Bank Danamon Indonesia
Bank CIMB Niaga
Bank Mega
Danareksa Sekuritas
Trimegah Securities
Bahana Securities
MNC Securities
Sucorinvest Central Gani
Mega Capital Indonesia

Selamat berinvestasi! ^_^

Kamis, 18 Agustus 2016

Pengalaman Pertama Trading di Pasar Saham

Awalnya kan aku berkutat di dunia pasar modal, adalah untuk investasi. Awalnya kan memang fokus menabung emas, tetapi sesuai prinsip klasik berinvestasi (entah siapa ya yang pertama mempopulerkan), "Don't put your eggs in on basket", jadinya aku mulai melirik intrumen investasi di pasar modal. Instrumen investasi di pasar modal sendiri bermacam-macam.

Baca selengkapnya: Jenis-jenis Investasi di Pasar Modal

Akhirnya mulai deh investasi di reksadana dan sedikit-sedikit mencicil membeli saham. Aku yang sebelumnya memang suka kurang kerjaan memperhatikan grafik-grafik harga emas atau fact sheet dari suatu produk reksadana, sekarang menjadi getol memantau harga saham. Menurutku, ini lebih menyenangkan daripada belanja online. Bikin adrenaline terpacu sambil harus ada pengendalian diri biar nggak 'kalap' belanja saham rekomendasi analis, hihi. Akhirnya setelah aku pertimbangkan lagi, kayaknya daripada sekedar menjadi investor, akan lebih baik bila aku fokus belajar menjadi trader saham. Kepalang tanggung loh, sudah belajar analisa fundamental, analisa tehnikal, gabung forum saham, dan banyak ngerecokin teman yang sudah lebih dahulu menjadi trader, rasanya kalau cuma berhenti sebagai investor, sayang banget. Walau antara hasil dan usaha nggak sebanding, soalnya aku masih main 1 lot-1 lot saham dulu. Tetapi menurutku nggak apa-apa lah, daripada tidak sama sekali.

Pengalaman pertama membeli saham

Kayaknya nggak penting banget ya cerita pengalaman pertama membeli saham? Tetapi, buat yang masih ragu bermain saham dan menganggap bermain saham itu sama dengan berjudi, nih aku kasih tahu ya, sebelum bermain saham itu, kita harus membekali diri dulu dengan ilmunya. Kalau sudah tahu ilmunya, masak iya masih sama kayak judi?

Kok bisa sih dapet untung dari saham? Kan menzolimi yang saat itu rugi kerena menjual saham lebih murah daripada harga beli?

Eh, kata siapa kayak begitu? Sebagai trader memang kita nggak selalu untung. Ada kalanya kita harus cutloss alias jual rugi, dengan tujuan agar modal tidak terus turun nilainya. Tetapi saat ada investor yang berani bayar saham kita lebih tinggi? Saat perusahaan membagikan deviden? Dari situ nilai saham kita meningkat. See? Ada yang kita zalimi dari situ? Nggak kan?

Selengkapnya: Investasi di Pasar Modal itu Riba? (coming soon)

Yah, intinya sih yakini dulu saham perusahaan yang akan kita beli. Analisa kinerja perusahaan dengan analisa fundamental dan perhatikan waktu yang tepat saat membeli saham.

Selengkapnya: Investasi di Pasar Modal Seperti Merawat Tanaman

Jadi, pengalaman pertama membeli saham itu, deg-degan! Walau cuma order saham yang 1 lotnya cuma puluhan ribu saja, tetap deg-degan! Sempat pesimis kalau beli lot kecil begini apa iya diperhatikan? Tetapi Alhamdulillah sih ternyata sering juga order matched. Nah, biar bisa order matched maka kita harus memahami situasi pasar. Kalau kolom pembelian (bid) sudah tebal lotnya, sedangkan kolom offer masih tipis lotnya, ya jangan kecewa kalau antrian kita nggak dicolek.

Pengalaman pertama menjual saham

Sensasi pertama menjual saham itu sama seperti saat membeli saham. Deg-degan. Ada perasaan takut saham yang kujual nggak laku karena harga keburu turun. Pernah juga keblinger pengen jual yang akhirnya malah pesanan ketriggered, nggak jadi terjual, tetapi sebenarnya saat itu memang masih pengen keep saham tersebut. Padahal ternyata, kalau seperti itu, nggak apa-apa sahamnya dijual saja, istilahnya mengamankan cuan. Nanti kalau harganya turun lagi, baru beli lagi. Tapi saat itu kan masih spot jantung bo. Masih keringat dingin lihat bursa yang harga sahamnya bersliweran di atas macam pasar malam, haha!

'Meriah'nya Pasar Modal di aplikasi Tradepro dari Danareksa (foto dari dmia.danareksaonline)
Kalau sedang sesi bursa (jam 9 pagi sampai jam 12 siang kemudian jam setengah 2 siang sampai jam 4 sore), angka-angka di program Tradepro ini berubah-ubah dengan kerlap kerlip antara merah dan hijau. Di awal trading, aku bingung sendiri, kok jadi kayak programmer begini ya tampilannya? (emang programer yang buat sih). Tetapi setelah diberi tahu Pak Santosa, aku jadi paham kalau nggak semua tombol ini harus diutak-atik. Selengkapnya sih pengen aku bahas di postingan Utak-atik Trade Pro dari Danareksa. Intinya sih bisa karena terbiasa. Nikmati saja belajar dan ribet-ribetnya, hehe.

Pengalaman Cuan dan Cutloss Pertama

Sebenarnya ini pengalaman 12 Agustus lalu, tetapi baru ditulis sekarang, hehe..

Habis membaca bukunya Ellen May, aku jadi tersadar kalau selain menetapkan target keuntungan, kita harus fokus menentukan target kerugian. Nggak usah takut rugi, karena kerugian itu bisa ditutup dari cuan/untung di saham lain. Kemarin itu aku cutloss saham ANTM yang sudah meringsek loss sampai 5%. Kata temanku 5% itu sudah terlalu banyak, harusnya ketika 3% harus segera di cut loss, tapi dasar kemaren itu masih cemen, takut rugi, berlarutlah rugi itu sampai 5%. Saking nggak mau rugi, saham ANTM itu tetap aku jual dengan cutloss 5%, tetapi aku juga jual saham MPPA yang sudah gained dan lagi tren naik. Untung modal masih cukup, langsung beli lagi saham MPPA. Kalau istilah temen-temen di grup WA Danareksa, ini namanya 'nyopet', karena aku jual di harga 1910 dan beli lagi di 1905. Besoknya saham MPPA naik lagi sampai sempat menyentuh 2080. Sayangnya aku berhasil jual saat harga turun menjadi 2000, sebabnya karena aku nggak pasang stop loss dari awal, jadi ketika harga menyentuh target harga kita, katakanlah 2060, tetapi sebelum antrian di 2060 habis, harga keburu turun ke 2050, ya sudah, nggak jadi laku deh sahamnya. 

Karena pengalaman loss-lossan ini, aku jadi harus bisa disiplin pasang stop loss tepat ketika membeli saham. 

Rabu, 17 Agustus 2016

Merdeka Finansial dengan Perencanaan Keuangan


Menyambut 17 Agustus, Finansia Consulting bekerjasama dengan Majoris Asset Management menyelenggarakan seminar keuangan bertajuk:
Merdeka Finansial dengan Perencanaan Keuangan
Sedari awal aku sudah mengira kalau perencanaan keuangan yang dimaksud adalah dengan berinvestasi di pasar modal. Terlebih lagi sekarang lagi trend tentang reksadana dan investasi sejenisnya. Tapi malah pas kan ya, pembahasannya bakalan sesuai dengan blog baruku ini, hehe.

Acara dimulai sekitar jam 10 kurang setelah sebelumnya dimulai dengan registrasi dan coffee break. Aakan ada 2 sesi acara pagi ini. Sesi pertama diisi oleh Bapak Eko Endarto CFP, RFA selaku CEO Finansia Consulting. Pak Eko menjelaskan mengenai apa itu kemerdekan finansial?

Kemerdekaan finansial adalah kemerdekaan keuangan. Supaya bisa merdeka secara keuangan, kita harus memiliki manajemen keuangan yang baik. Pemasukan setiap bulan, harus langsung dialokasikan untuk membayar utang, premi asuransi, dan sisanya untuk investasi.

Investasi sendiri harus ada alokasinya sebagai berikut:
1. Untuk pendidikan anak
2. Untuk persiapan pensiun
3. Untuk proteksi

Beda menyimpan, menabung, dan investasi:
Menyimpan: taruh di celengan. Kalah dengan inflasi
Menabung: ke bank. Kalah dengan inflasi.
Investasi: diputar di reksadana dan semacamnya. Bisa sejalan bahkan melebihi inflasi.

Usia mempengaruhi portofolio. Usia muda lebih fokus ke hasil, resiko tinggi nggak masalah. Kalau sudah tua harus cari yang resiko rendah. Karena yang dikejar likuiditasnya.

Reksadana saham: Kumpulan saham --> cocok untuk yang muda
Reksadana pendapatan tetap: kumpulan deposito -->cocok untuk yang sudah berusia lanjut

4 macam proteksi:
1. Dana cadangan=12% dana bulanan
2. Asuransi kesehatan=bpjs
3. Asuransi jiwa=bila ada tanggungan
4. Kerugian.

3 Kiat merdeka finansial:
1. Miliki strategi --> Miliki perencanaan keuangan yang baik.
2. Alat yang tepat (kinerja)--> Memilih 'alat' yang tepat untuk investasi.
3. Serang segera --> Jangan ditunda-tunda lagi! Segera realisasikan investasinya!

Setelah sesi pertama dari Pak Eko, selanjutnya sesi kedua dari Pak Zulfa Hendri selaku President Director Majoris Asset Management. Beliau memaparkan tentang berbagai jenis reksadana. Produk-produk reksadana sangat cocok untuk investor pemula. Karena investasi pasar modal dalam bentuk reksadana dikelola oleh manajer investasi, sehingga investor tidak terlalu dipusingkan dengan pemilihan saham mana untuk reksadana saham, atau deposito jenis apa untuk reksadana pasar uang. Majoris Asset Management memang baru berdiri di tahun 2015, tetapi yang berkecimpung di dalamnya adalah orang-orang berpengalaman. Terbukti dengan pertumbuhan NAB produk reksadananya yang sekitar 20%.

Saat ini, Majoris Asset Management memperkenalkan produk baru yaitu Reksadana Sukuk Syariah. Reksadana ini tergolong reksadana pendapatan tetap, dengan resiko dan imbal hasil sedang. Sukuk sendiri mirip dengan obligasi tetapi dalam mekanismenya sesuai dengan syariat Islam. Dengan mengikuti reksadana sukuk, investor tidak perlu menunggu pembukaan penawaran sukuk yang biasanya ditawarkan pada bulan tertentu dan tidk perlu modal besar juga, karena untuk investasi di Sukuk, dana minimal yang harus disetorkan sekitar lima juta rupiah.

Tips Simpel Memulai Trading Saham

Kalau aku perhatikan ya, yang main saham itu biasanya cowok. Nggak tahu kenapa. Mungkin kalau cewek lebih suka invest emas atau karena sudah ribet mengurusi perekonomian keluarga, jadi masalah investasi di pasar modal sudah nggak kepikiran lagi. Yang top itu yang kemudian memulai bisnis rumahan. Aku salut deh sama ibu-ibu yang seperti itu (soalnya aku pernah coba dan failed, hihi).
Sumber: Pixabay

Kembali ke masalah saham. Boleh dibilang aku 'bermain' saham karena sebuah 'pelarian'. Iya, pelarian. Habis sudah lulus kuliah kok ya belum juga dapat kerja. Mau mulai bisnis kok ya nggak minat (paling nggak bisa menjual barang soalnya). Aku cuma bertekad otakku nggak boleh nganggur. Aku lihat sih masih belum banyak trader cewek (apa aku yang nggak tahu aja). Walau begitu aku punya sahabat semasa SMU yang sekarang fokus sebagai individual trader. Berkaca dari pengalamannya yang harus pindah-pindah tempat tinggal mengikuti pekerjaan suami, menurutnya pekerjaan sebagai trader ini cukup fleksibel dilakukan dimana pun. Apalagi online sudah gampang banget, ya kan? Aku jadi mantap deh main saham.

Sebenarnya, dalam bermain saham itu, kita dapat dibedakan menjadi dua tipe..
  • Tipe investor
  • Tipe trader
Yang membedakan dua tipe ini sebenarnya hanya pada rentang waktunya. Kalau tipe trader, pembelian dan penjualan saham dilakukan dalam waktu singkat. Sedangkan tipe investor, pembelian dan penjualan saham dilakukan dalam waktu agak lama, bahkan bisa tahunan. Awalnya sih aku pengen jadi investor saja, soalnya dag dig dug kalau harus jadi trader. Tetapi karena memang sekarang masih banyak waktu senggang. Aku pikir kenapa nggak aku coba-coba jadi trader saja. Toh kan pertimbangan beli dan jualnya parameternya sama. Cuma secara mindset aku yang harus agak berubah. Kalau berpikirnya sebagai trader, maka pola pikirnya:
  1. Jangan terlalu lama keep sebuah saham, karena itu sama saja modal mandek. 
  2. Tentukan target keuntungan dan kerugian. Ketika mencapai target itu, maka jangan ragu untuk out. Nanti bisa buyback lagi kok.
  3. Disiplin menetapkan cut loss. Soalnya ya itu tadi. Dana mandek bo!
  4. Jangan meratapi kerugian. Nggak masalah rugi satu transaksi, tetapi kejar keuntungan di transaksi lain. Ini sudah bisnis bo!
  5. Jangan bonek. Trading saham harus penuh pertimbangan dan analisa. Kalau trading tanpa analisa, apa bedanya sama judi, ya nggak?
  6. Terus belajar dan memahami pasar. Follow orang-orang berpengaruh di dunia pasar modal. Kalau aku sih suka mengamati Eyang Ratman, Ellen May, forum di WA grup Danareksa Online, dan stockbit.com
  7. Cari teman sharing. Dalam bisnis apa pun, kalau bisa bersinergi dengan orang lain itu biasanya hasilnya akan lebih baik. Karena saat down akan ada yang menyemangati. Dan saat di atas ada yang menemani berbahagia (bahagia sendirian itu nggak enak!). Dalam trading saham ini jujur kadang aku merasa pesimis. Bisa nggak ya? Trading saham itu butuh kontrol emosi yang baik. Aku kan orangnya nggak sabaran? Analisa fundamental dan teknikal saham itu ribet! Apalagi modalku kecil, kayaknya nggak sebanding sama cuan alias untungnya deh. Tetapi karena aku punya sahabat yang sevisi masalah saham, Jadi aku lumayan semangat sekarang. Masalah modal sih, pelan-pelan saja. Nanti kalau sudah yakin benar In sya Allah ada rezekinya. 
  8. Kudu all out! Walaupun awalnya aku trading untuk pelarian dan cari kesibukan, tetapi kalau sudah ditekadkan In sya Allah pasti ada jalan. Sebenarnya yang paling lama itu membenahi masalah mindsetnya. Stigma masyarakat tentang saham itu sama saja dengan berjudi. Padahal dalam trading saham ada analisa-analisa yang memungkinkan kita meraih untung dari sana (tanpa merugikan orang lain). Perdagangan di bursa efek itu juga terbuka dan transparan. Nggak beda kok sama beli cabe di pasar, ada fluktuasi harganya. Cuma bedanya kalau saham memang kita nggak pegang barangnya (tetapi jelas kepemilikannya). Setelah baca buku Ellen May dan browsing seputar hukum berinvestasi di pasar modal, aku baru terbuka masalah ini.
  9. Luruskan niat. Apa tujuan trading? Jadikan itu penyemangat dalam belajar trading. Jangan mikir bisa kaya dari trading, karena kalau untung banyak nanti jadi serakah dan kalau rugi bisa stres berat. Ridho Allah tetap yang utama. Makanya aku fokus sama saham yang diindex di JII (Jakarta Islamic Index) dan ISSI (Index Saham Syariah Indonesia). Bismillah.

Senin, 15 Agustus 2016

Memulai Investasi di Pasar Modal: Analisa!

Sumber: pixabay

Memulai investasi di Pasar Modal (2)

Setelah mengajukan rekening efek di Danareksa. Maka selanjutnya aku menunggu sampai rekening efek itu diapprove. Prosesnya memang agak lama. Sekitar sebulan. Tetapi worthed lah. Soalnya memang nggak mengeluarkan sepeser pun buat rekening ini. Asyik kan? Padahal kalau dulu harus deposit 10 juta dulu loh. Kan kasian kalau emak pas-pasan ini jadi nggak bisa partisipasi di dunia pasar modal (gak ada yang perlu kamu juga Mak. Hihi).

Setelah rekening efek diapprove, selanjutnya aku sudah bisa langsung berbelanja (ecie istilahnya) reksadana atau pun saham sesuai pilihanku. Sebagai pemula sih disarankan sebagian dana di reksadana dulu. Kalau saran sahabatku sih, untuk reksadana itu model auto invest saja. Jadi rutin setiap bulan. Nah, kalau investasi saham, karena aku masih awam, jadi beli sedikit-sedikit saja. Aku akhirnya cuma membeli 4 macam saham masing-masing 1 lot saja. Cuma buat ngerasain fluktuasi harganya. Itu pun beli berdasarkan rekomendasi juga.

Sampai saat aku menulis postingan ini, aku masih ragu untuk jual beli saham. Rasanya masih belum cukup nyali untuk banyak membeli dan nantinya menjual saham itu. Mentalku masih mental investor. Padahal aku berharap bisa dapat income dari saham. Hal mendasar yang membuatku masih ragu adalah karena aku masih belum begitu memahami analisa teknikal. Biar sudah baca teori dan seringkali dijejali peramalan harga saham di grup WA Danareksa, tetapi aku masih ragu buat 'take risk'. Soalnya aku takut banget terjebak keadaan seperti judi.

Obrolan-obrolan rekan di Danareksa itu seperti 'wangsit', tetapi saran mereka nggak bisa langsung diterapkan. Perencana keuangan dan pakar saham paling handal sekali pun tidak ada yang bisa menjamin berapa persen keuntungan kita bermain saham. Karena semuanya itu ada disclaimernya. Seperti halnya bisnis lainnya. Bisnis trading mempunyai banyak faktor yang kadang tidak bisa diprediksi. Jadi, nggak bisa tuh dapat 'wangsit' beli saham apa terus langsung dibeli.

Semua saran tetap harus ada pertimbangan dari diri kita sendiri. Apalagi buat emak pas-pasan gini. Nggak bisa maruk beli semua saham yang direkomendasikan. Pembeliannya juga harus mempertimbangkan kondisi keuangan. Walaupun ada dana pinjaman 1× total cash yang ada di rekening, tetapi buat level pemula, hutang begini sebaiknya dihindari. Khawatirnya kalau loss (rugi), kan sedih kalau masih harus bayar hutang dan bunganya.

Hmm. Bagian kedua segini dulu kali ya? Intinya sih 'belanja' saham sama kayak belanja di pasar. Jangan kalap dan pertimbangkan sesuai kebutuhan. Pertimbangkan kondisi fundamental sebuah perusahaan dan tehnikal pada saham perusahaan tersebut. Penjelasan tentang fundamental banyak dibahas Eyang Ratman di postingan ini. Sedangkan untuk analisa tehnikal, ada banyak indikator analisanya, kapan-kapan dibuat postingan khusus deh. Yang jelas sih asyik juga belanja saham. Ada kondisi emosional yang harus dikontrol dan sensasinya mirip seperti sedang jatuh cinta kala untung (cuan) dan patah hati kala rugi (cutloss), hahaha!

Minggu, 14 Agustus 2016

Memulai Investasi di Pasar Modal: Membuka Rekening Efek


Memulai Investasi di Pasar Modal (1)
Setelah berasuransi dan mengetahui seluk beluk pasar modal, sekarang saatnya memulai tahapan untuk mulai berinvestasi di pasar modal. Tahap pertama adalah membuka rekening efek di sekuritas. Ingat yak, buka rekeningnya di sekuritas, bukan di bank. Kecuali bank-bank yang memang mempunyai perusahaan sekuritas, kayak Mandiri atau BNI. Tapi kan tetap saja, mendaftarnya ke sekuritasnya. Hehe..

Ada banyak perusahaan sekuritas di Indonesia. Kalau aku sih kemarin membuka di Danareksa Sekuritas. Pertimbangannya karena lokasinya dekat kampus dan salah satu analisnya aku kenal (ini nih yang bikin nyaman mau tanya-tanya). Eh tapi pertimbangan orang lain bisa beda-beda sih, yabg jelas pastikan saja hal-hal ini, aku rangkum dari belajarinvestasi.net:

Memiliki ijin

Sekuritas alias pialang harus memiliki ijin wakil perantara pedagang efek (WPPE), wakil manajer investasi (WMI) dan wakil penjamin emisi (WPE) yang dikeluarkan oleh Bapepam (sekarang ke Otoritas Jasa Keuangan/OJK). Sedangkan untuk terdaftar di BEI, mereka harus memiliki Surat Persetujuan Anggota Bursa (SPAB). Dengan legalitas ini maka kita dapat mengadukan ke OJK atau pun BEI jika terdapat tindakan merugikan.

Pengalaman

Pilihlah perusahaan sekuritas yang sudah berpengalaman dan sudah beroperasi lama, perhatikan juga posisi modal dan pemegang sahamnya. Lebih asyik lagi kalau kedekatan sesama nasabahnya baik. Kalau di Danareksa tuh gitu, nasabahnya nggak melulu mikirin profit. Analisnya juga sering ngasih ulasan-ulasan gratis dan bermanfaat di grup WA. It's more than enough buat emak minim dana tapi punya keinginan tahu yang besar (belum punya dana ikutan workshopnya yang berjeti-jeti itu).

Kemampuan riset

Perusahaan sekuritas yang berkualitas pastinya punya unit riset dan analis yang kompeten, netral dan objektif dalam melakukan riset (berkualitas dan komprehensif). Ini dapat dicek dari hasil riset mereka, yang dikeluarkan secara resmi termasuk rekomendasi (ketepatan dari rekomendasi tersebut). Seberapa banyak dan sering riset (kualitas dan analisis yang tepat) yang dilakukan oleh sebuah perusahaan sekuritas. Kalau di Danareksa, selalu ada newsletter mengenai rekomendasi beli atau jual dan kondisi IHSG terkini. Kalau masalah ketepatan analisis sih relatif ya. Kalau beneran mau jadi trader sih sebaiknya melakukan analisa sendiri. Kalau di Danareksa sih aku perhatikan rekomendasinya benar, tetapi kadang kita jadi telat eksekusi, terutama eksekusi beli kalau menunggu rekomendasi dari newsletter. Bid (kolom pembelian) keburu tebal. Hehe

Bersih dari sanksi

Jangan memilih perusahaan sekuritas yang sering terkena sanksi dari otoritas bursa. Jujur kemarin nggak ngecek masalah begini. Tapi so far sih sekuritas di Indonesia baik-baik saja sepertinya.

Jumlah investor

Kalau investornya terlalu banyak, maka pialang saham menjadi tidak optimal mengurusi nasabahnya. Tapi kalau trading sendiri kayaknya nggak ngaruh deh ini. Soalnya kita eksekusi langsung ke bursa saham.
Makanya walau beda sekuritas tetapi harga seham se-Indonesia tetap sama.

Modal dan likuiditas

Telitilah modal kerja bersih disesuaikan (MKDB) perusahaan sekuritas tersebut. Semakin besar modalnya, semakin kuat sekuritas tersebut.

Selain modal perhatikan juga likuiditas dari perusahaan sekuritas tersebut. Likuiditas ini merupakan perbandingan aset lancar dengan kewajiban lancar. Jika aset lancarnya lebih besar dibandingkan kewajiban lancar, berarti likuiditasnya baik. Demikian pula sebaliknya.

Data realtime

Data realtime atau Informasi aktual mengenai perdagangan saham atau hal-hal yang mempengaruhinya merupakan hal mendasar yang harus dimonitor. Pilihlah perusahaan sekuritas yang menyediakan fasilitas mengakses data realtime secara gratis. Di Danareksa ada aplikasi DONE untuk di smartphone dan laptop (beda versi). Asal tersambung internet, gampang saja melakukan transaksi jual dan beli saham.

Komisi (Biaya transaksi)

Komisi atau fee ini berdasarkan setiap transaksi yang dilakukan investor (jual atau beli). Di Danareksa komisi beli sebesar 0.17% sedangkan komisi jual 0.27%. Selain itu juga tidak ada minimum deposit dan biaya bulanan. Jadi buat emak pas-pasan juga tetap bisa merasakan trading dengan modal (masih) di bawah sejuta.

Transparan

Transaksi jual beli saham selalu tercatat. Di aplikasi DONE semua historis transaksi saham, reksadana, atau pun bond (obligasi), tercatat dengan baik. Semua perhitungan keuangan kita jelas tertulis di portofolio kita. Seneng deh kalau lihat saham atau NAV reksadana yang kita punya harganya naik. Xixixi

Sebenarnya sih masih ada lagi pertimbangan dari belajarinvestasi.net. Tetapi kalau aku perhatikan sih nggak sepenting poin-poin di atas. Yang paling penting sih bisa nyaman sama sekuritasnya. Rekomendasi rekan atau saudara yang sudah lebih dahulu berkecimpung di dunia pasar modal itu bisa jadi pertimbangan bagus. Sehingga nantinya ketika jadi nasabah dan menemui kesulitan, bisa bertanya-tanya dulu dengan rekan atau saudara tersebut.

Sayangnya sih, aku sendiri masih belum punya saudara yang berkecimpung di dunia pasar modal. Ada juga sahabatku SMU yang sudah nyemplung sebagai individual trader sejak 3 tahun yang lalu, jadi deh tiap hari aku ngerecokin dia deh *maaf ye Ci. Hihi...

Nah, setelah menemukan sekuritas idaman *yaelah kayak cari jodoh aja, selanjutnya jangan lupa persiapkan berkas-berkas u tuk membuka rekening efek. Berkas tersebut antara lain:
1. Fotokopi KTP
2. Fotokopi halaman pertama buku tabungan
3. Fotokooi NPWP
4. Materai 6000 (3 buah) -->banyaknya bisa bergantung sekuritasnya sih.
5. Fotokopi KTP pasangan

Lama proses pembukaan rekening efek bisa sampai 1 bulan. Jadi, harap bersabar yaaa..

Jumat, 12 Agustus 2016

Pesan Eyang Ratman Tentang Investasi di Pasar Modal

Pesan Eyang Ratman. Gambar dari Facebook Soeratman Doerachman

Semenjak aktif trading saham yang gak seberapa nominalnya, aku harus menyempatkan diri untuk banyak membaca informasi seputar saham. Salah satu yang aku 'marked' adalah Bpk Soeratman Doerachman atau yang dikenal 'Eyang Ratman'. Eyang Ratman ini investor senior Indonesia. Kalau di gugling banyak deh yang bahas tentang dia. Apalagi dia rutin menulis tentang tips investasi di pasar modal lewat akun Facebooknya. Ini nih salah satu pesan beliau yang aku kopas ke blog. Maksudnya biar buat arsip, bukan niat mau melanggar copyright loh ya. Pesannya ini lebih ke arah analisis fundamental. Jujur saja sih menganalisis mengenai fundamental sebuah perusahaan itu kurang menarik, hihi. Tapi menurut Eyang Ratman ini penting banget, karena:

Kerjakan Pekerjaan Rumah anda sebelum berinvestasi. Invest your time before you invest your money.

Mencari saham yang baik adalah salah satu pekerjaan yang harus anda lakukan sebelum anda membelinya. Saya bersama teman saya seperti Jhon Veter dan Hishmad Wan Al Al-Amudi waktu kami sebagai pemula selalu mencari jalan. Salah satu nya adalah mencari saham yang baik dengan menggunakan metoda CANSLIM dari William O Neil.

Memang memakan waktu untuk mengerjakannya. Akan tetapi tidak ada jalan pintas untuk menjadi kaya. Berikut ini saya sampaikan cara mencari saham yang bagus dengan menggunaan Metoda CANSLIM.

C = Current Quarterly Earnings per Share The higher the better. Laba per lembar saham per triwulan – makin tinggi makin bagus, minimalnya 18% atau 20% penjualan triwulan harus juga naik minimal 25%.

Caranya: Hitung dulu pertumbuhan triwulan YoY, kemudian bandingkan dengan pertumbuhan triwulan YoY sebelumnya sampai dengan beberapa triwulan sebelumnya.

Anda dapat memastikan bahwa kinerja pertumbuhan perusahaan tersebut telah teruji.

A = Annual Earning per Share. Look for significant growth.
Peningkatan laba tahunan, mana yang pertumbuhannya signifikan, pertumbuhannya dalam tiga tahun terakhir harus besar, dan ratio Return on Equity harus 17% atau lebih.

Growth adalah kemampuan perusahaan untuk tumbuh dalam Net Income, dan Penjualan.

Return on Equity adalah Net Income dibagi Equity, hal ini menunjukan bahwa perusahaan mampu, tumbuh dengan sehat, setelah memenuhi kewajiban jangka pendek, serta pembayaran expenses termasuk bunga pinjaman/Obligasi jika ada.

Hal penting yang perlu juga diperhatikan adalah Cash Flow report, yang secara pasti dapat dijadikan bukti atas keabsahan data di laporan keuangan

N = New Product, NewManagement, New Highs. Buying at the right time. Produk baru, Manajemen baru, Harga tertinggi baru: Membeli pada saat yang tepat. Perhatikan ada atau tidaknya produk/jasa baru, manajemen baru, kondisi industry yang mantap perbaikannya. Beli saham yang mampu menembus ruang konsolidasinya dan menyentuh posisi tingginya yang baru.

Buy High, Sell Higher.Jangan takut ketinggian, saham unggulan yang membentuk harga tertinggi baru, akan melaju lebih tinggi lagi.

N: adalah cermin propek kedepan yangtelah diresponpositif sejak awal oleh pasar.

S = Supply and Demand Shares out standing plus big volume demand.

Penawaran dan Permintaan: Saham beredar plus permintaan sesuai dengan semua rumusan CAN SLIM. Pilih saham yang laju kenaikan volumenya pesat ketika saham bergerak ke atas meninggalkan ruang konsolidasinya.

Volume Permintaan bisa tinggi dalam kedua kondisi pasar, bull dan bear.

Selalu perhatikan adanya konfirmasi, yang mendukung kenaika harga ke atas, adalah dari supply dan demand, yang telah dipastikan dengan hagra yang naik tinggi karena permintaan yang juga tinggi. Bukan dengan harga yang tidak bergerak atau bergerak naik sedikit, atau bahkan turun, dengan permintaan yang juga tinggi.

L = Leader or Laggard Which is your Stock?

Unggulan atau pecundang: dimana posisi saham anda? Beli saham-saham unggulan terbaik, hindari saham-saham kelas teri. Beli saham dari perusahaan yang paling terkemuka dibidangnya. Perbandingkan kekuatan harga relatif bagi saham-saham unggulan terbaik.

Sebagai contoh, saham yang dapat menembus ruang konsolidasinya dan yang tercepat diantara sesama bidangnya yang mencatat harga tertinggi baru, diatas atau lebih cepat dari yang lainnya.

Saham-saham dalam Portfolio anda yang tidak mampu bergerak, atau bahkan cenderung melemah, maka sebaiknya dijual terlebih dulu.

I = Institutional Sponsorship Follow the Leaders. Dukungan institutional: ikuti sang jawara. Beli saham yang makin banyak diminati oleh para sponsor, beberapa dari para sponsor itu harus punya kinerjanya sendiri yang mengesankan. Pilihlah pulah perusahaan yang mengijinkan para manajernya ikut memegang saham perusahaan tersebut. Misalnya adanya Buy Back atau adanya pembelian oleh institusi sangat besar yang mengelola dana luar biasa, seperti dana pensiun, dll.
Atau Broker asing yang membeli untuk kepentingan luar negeri/orang asing, perlu dicermati

M = Market Direction How to determine it. Arah pasar: cara mengetahuinya. Interpretasikan indeks-indeks harian bursa, pergerakan harga dan volume perdagangan, dan langkah-langkah responsif saham-saham unggulan. Ini menentukan anda akan menang atau kalah.

Arah pasar harus di liat secara teknikal dengan meningkatnya nilai perdagangan harian bursa disertai meningkatnya volume dan harga, yang menandakan adanya capital in flow, maka trendnya akan bulish, kemudian sebaliknya jika terjadi capital out flow maka diawal periode bear market nilai pasar akan meingkat tetapi dengan harga yang cenderung menrun, dan ini kan bertanda penurunan yang lebih besar lagi dalam waktu yang tidak lama. Kapan anda harus masuk (Buy Point) dan kapan anda harus keluar, selalu hanya Bursa yang benar, maka biarkan lah Bursa memberi tahukan arahnya.

KESIMPULAN
Pilih saham saham unggulan, berdasarkan kinerja yang telah teruji, bandingkan dengan sektor yang sama, kemudian bandingkan antara saham disektor yang lain.
Tentukan waktu yang tepat untuk beli atau jual berdasarkan teknikal chart.

Jangan takut ketinggalan kereta, karena setiap hari pasti ada kesempatan baru.

Ingat bahwa hanya Bursa lah yang selalu benar, maka ikutilah pentunjuk yang akan diberikan oleh Bursa.

Well. Wish me luck Eyang...*siapa gue cobaaa

Kamis, 11 Agustus 2016

Jenis-jenis Investasi di Pasar Modal

Pasar Modal (ilustrasi: pixabay)
Seperti sudah kuceritakan di postingan sebelumnya, karena kecewa dengan hasil investasi di unit link yang tidak maksimal dan baca-baca referensi tentang dunia investasi. Jadilah aku tergoda untuk bermain reksadana. Awalnya mulai mencari tahu bagaimana membuka tabungan reksadana. Tapi nggak sampai terealisasikan karena bingung harus buka di mana? Istilah bank kustodian, nilai aktiva bersih, dan lain-lain membuatku bingung harus buka rekening dimana. Mana dana cuma seiprit. Males banget paling petugas bank mau ngurusin. Hehe

Untungnya sekarang aku punya relasi yang memang 'pakar' di dunia pasar modal dan bekerja di Danareksa Sekuritas. Tanpa pikir panjang langsung buka rekening di sana. Ternyata membuka rekening untuk memulai investasi di pasar modal itu GRATIS!

Selengkapnya: Langkah-langkah memulai investasi di pasar modal

Senangnya lagi, karena kantor Danareksa ini berlokasi di kampus, jadi petugasnya biasa menghadapi nasabah 'kere' kayak aku. Haha. Koleksi buku-buku seputar pasar modalnya juga cukup lumayan. Jadi dasar-dasar investasi di pasar modal bisa aku pelajari secara komprehensif di sini.

Yuk. Pelajari dasar-dasar investasi di pasar modal.

Jadi, ada 4 pilihan investasi di pasar modal:

1. Obligasi

Menurut Wikipedia, obligasi adalah suatu pernyataan utang dari penerbit obligasi kepada pemegang obligasi beserta janji untuk membayar kembali pokok utang beserta kupon bunganya kelak pada saat tanggal jatuh tempo pembayaran. Pada perkembangannya, obligasi berkembang menjadi 3 jenis:

a. ORI (Obligasi Ritel Indonesia). Yaitu obligasi yang diterbitkan pemerintah yang diperjualkan ke masyarakat umum dengan bunga bersifat fixed rate.

b. SBR (Savings Bond Ritel). Yaitu pengembangan dari ORI, dimana bunganya dapat meningkat bila suku bunga dari LPS naik, maka bunga  SBR juga naik.

c. Sukuk. Obligasi berdasarkan prinsip Syariah. Kalau obligasi berupa pernyataan utang, sedangkan sukuk adalah bukti kepemilikan. Pada sukuk tidak mengenal bunga melainkan bagi hasil. Struktur yang mengatur di dalamnya juga harus terbebas dari yang riba dan haram.

2. Saham

Saham adalah surat berharga sebagai bukti kepemilikan individu maupun institusi dalam suatu perusahaan. Keuntungan bermain saham adalah pada selisih harga beli dan harga jual. Fluktuasi harga saham ini bukan karena unsur gambling loh (jadi jangan disamakan main saham dengan berjudi). Tetapi ada pengaruh fundamental dan teknikal yang berpengaruh pada naik turunnya harga saham. Kalau memang mau bermain saham. Yuk, pelajari dulu mengenai analisis fundamental dan analisis tehnikal. Jangan sampai beli saham dengan prinsip untung-untungan. Karena ini bukan judi, semua harus ada pertimbangan matang. ^_^

Lebih lanjut tentang saham sebaiknya dibahas di postingan terpisah. Soalnya satu analisis aja njelimet buat yang baru belajar sepertiku ini, hihi. Tetapi seperti tagline Bung Iyan di www.terusbelejarsaham.blogspot.com (entah kenapa aku tercerahkan banget sama tulisan-tulisannya), "tidak belajar, rugi, belajar, impas, terus belajar, untung". Nah aku sih masih tahap impas, hihi

3. Reksadana

Nah reksadana ini ada 4 macam.
a. Reksadana pasar uang
b. Reksadana pendapatan tetap
c. Reksadana saham
d. Reksadana campuran

Ternyata yang selama ini aku tahu tentang reksadana itu cuma sedikit dari komponen pasar modal yang ada. Hal yang membedakan reksadana dibanding ketiga komponen pasar modal lain adalah karena reksadana dihimpun oleh manajer investasi yang membuat 'paket produk' pasar modal. Ada paket produk reksadana pasar uang untuk kumpulan investasi di pasar uang. Reksadana pendapatan tetap untuk kumpulan produk berupa obligasi. Ada paket produk reksadana saham untuk kumpulan portofolio saham yang diinvestasikan. Dan produk reksadana campuran yang seimbang komponen saham dan obligasinya. Masing-masing produk memiliki resiko dan imbal balik investasi yang sebanding dengan yang terjadi di pasar modal. Untuk pemula memang sebaiknya memilih reksadana dulu. Biar kenalan dulu sama produk investasi di pasar modal.

Versi lengkap tentang pasar modal dari pakarnya, ada di rangkuman seminar ini:

Mengenal Pasar Modal dan Peluang Karirnya

Rabu, 10 Agustus 2016

Asuransi Dahulu Investasi Kemudian.

Ilustrasi: pixabay
Awalnya aku bingung loh bedanya saham sama reksadana saham. Sumpah gara-gara ikut unit-link aku jadi melek sama yang beginian. Kepaksa melek lebih tepatnya. Soalnya aslinya sih aku bukan orang yang minat sama dunia perbankan. Tapi karena kadung kecebur masuk program asuransi plus investasi gara-gara ajakan teman. Ya sekalian saja aku pelajari.

Jadi, walau pun namanya bermacam-macam. Asuransi itu sejatinya ada 3 macam:
1. Asuransi murni
2. Asuransi plus tabungan
3. Asuransi plus investasi

Nah, asuransi plus investasi ini yang kemudian kita kenal dengan unit-link. Padahal esensi asuransi dan investasi itu sangat berbeda. Asuransi itu memastikan ketidakpastian, sehingga ada harga yang harus dibayar untuk 'kepastian' itu. Sedangkan investasi mentidakpastikan kepastian. Misal punya dana 10 juta. Ketika diinvestasikan, bisa saja berkembang menjadi 20 juta atau kalau lagi apes berkurang jadi 9 juta misalkan. Jadi kalau mau ikut unit-link benar-benar harus dipikirkan resiko investasinya. Untuk imbal balik yang besar tentu resikonya juga besar. Dan karena ada unsur asuransi, pastikan siap 'rugi' karena ada premi asuransi yang harus dibayar. Tetapi sejatinya asuransi tetap diperlukan dong

Pesan penting buat emak yang mau buka polis asuransi plus investasi.
1. Ingatlah bahwa investasi yang dikombinasikan dengan asuransi hasilnya tidak akan maksimal. Pahami lagi tujuan membuka polis. Kalau memang tujuannya untuk proteksi, ya bolehlah pilih polis jenis ini. Tapi jangan berharap imbal balik yang besar. Apalagi kalau dalam jangka waktu 5 tahun pertama. Dana ini masih tergerus untuk biaya akuisisi dan asuransi. Jadi, bukan agen yang 'merampok' danamu. Tapi memang itulah biaya proteksi yang harus dibayar di muka.

2. Pastikan untuk investasi dana dalam jangka waktu panjang, paling tidak 10 tahun. Hal ini terkait dengan biaya yang harus dikeluarkan di awal. Agar biaya tersebut tercukupi, maka dana harus diendapkan dan diputar dalam waktu yang cukup lama. Agar imbal balik sesuai dengan yang diharapkan.

3. Jangan tergiur pada ilustrasi. Karena tingkat pengembangan dana seringkali tidak sebesar yang diilustrasikan. Fokus saja pada tujuan awal, yaitu sebagai proteksi. Pengembangan dana itu bonus. ^_^

4. Perlindungan pada asuransi unit-link tidak semaksimal kalau ikut asuransi murni. Karena harus ada dana yang dipersiapkan untuk investasi. Kalau tujuannya untuk dana pendidikan bolehlah pakai polis jenis ini. Karena biasanya akan ada perlindungan bagi pembayar premi bila meninggal atau cacat sekaligus menjamin dana tersedia di saat yang sudah ditetapkan.

5. Prioritaskan kepala keluarga dan pencari nafkah untuk ikut polis ini. Untuk proteksi bila terjadi hal yang tidak diinginkan. Untuk anggita keluarga mending ikut asuransi kesehatan seperti BPJS saja.

6. Sarana investasi yang digunakan pada unit-link adalah reksadana. Ingatlah bahwa reksadana tidak dijamin lembaga penjamin simpanan. Jadi pada kondisi terburuk, bisa saja dana yang diinvestasikan habis. Tetapi kondisi seperti itu sih kalau perekonomian kacau parah. In sya Allah sih perekonomian Indonesia tetap stabil, sudah terbukti di berbagai kondisi perekonomian dunia yang sempat reses. Nilai investasi reksadana tidak bisa dijamin jumlahnya. Bisa lebih tinggi atau lebih rendah dari ilustrasi. Kalau dipantau dalam jangka pendek, umumnya terasa merugikan. Tetapi kembali ke niat awal, unit-link tidak untuk investasi, tetapi lebih kepada proteksi.

Don't put your eggs in one basket. Jadi, kalau mau investasi, pisahkan dana asuransi dan investasi. Bila ingin hasil maksimal, maka investasikanlah langsung ke pasar modal. Sekarang nggak susah kok buat 'nabung' di pasar modal. Nah, setelah paham hal ini, aku yang awalnya kecewa karena unit-linkku tidak mendapatkan hasil yang diharapkan, akhirnya move on untuk membuka rekening efek dan memulai 'petualangan' di pasar modal.

Senin, 08 Agustus 2016

Investasi di Pasar Modal Seperti Merawat Tanaman


Investasi di Pasar Modal Seperti Merawat Tanaman

By Bpk Ir. Suwandy
(dikutip dari chat grup WA Danareksa Online)

Investasi di pasar modal itu analoginya mirip seperti merawat tanaman. Ada 5 analisa penting yang harus diperhatikan. Analisa tersebut antara lain:

1. Menentukan lokasi tanam=Macro Analysis

Saat kita akan memulai menanam tanaman, pasti dong kita akan mencari lokasi tanah yang cocok.  Mempertimbangkan unsur hara yang terkandung di dalam tanah serta ketinggian di atas permukaan laut. Inilah analoginya kalo di pasar modal sebagai Macro Analysis.

Dalam macro analysis harus memperhatikan GDP suatu negara, system currency, system perpajakkan, politik dan keamanan.
Kalau kondisi seperti ini tidak dapat di penuhi, bagaimana industri dapat berkembang? Seperti halnya tanaman yang ditanam di tanah yang gersang. Mati.

2. Memilih bibit tanaman= Analisa Fundamental dan MOats

Setelah Lokasi yang cocok telah di temukan, maka selanjutnya kita akan mencari bibit unggul yang mempunyai nilai ekonomis yang tinggi, nah analogi ini kalo di pasar modal adalah di Analisa fundamental dan MOats

Dari analisa fundamental dan Moats akan di dapat harga wajar dari 'bibit tanaman' alias saham tersebut, dan dengan nilai tersebut akan menjadian acuan kita untuk selanjutnya.

3. Waktu menanam = Analisa Teknikal

Dengan adanya lokasi yang sesuai serta bibit unggul, kita hanya mencari waktu kapan yang cocok untuk memulai menanam, salah satu faktor cuaca yang sangat menentukan.

Kalau seandainya kita ngotot memulai menanam dalam kondisi cuaca sedang musim hujan, ini akan mengakibatkan bibit yg kita sebar membusuk. analogi ini di pasar modal adalah analisa Teknikal yang mencari akan waktu yang cocok buat kita untuk memulai, biarpun kita sudah mendapatkan nilai dari harga wajarnya.

Harga wajar tidak bersifat kaku, kita harus menyesuaikan dengan kondisi real di market kalo masih bisa turun yg di tunggu di hasil analisa tersebut.

Setelah ketiga proses tersebut telah kita laksanakan dengan demikian tamanannya pasti mulai tumbuh tapi hambatan masih tetap ada di depan mata.

Hama kalo ini di analogikan di pasar modal adalah Voltalitas nya dan resiko yang akan kita hadapi

4. Penggunaan Pestisida = Equilibrium of Capital

Kalau petani biasanya akan menggunakan pestisida utk mengatasi hama, sedangkan di saham kita gunakan metode Equlibrium of Capital yang akan membuat harga saham kita break even alias free atau beri saham dengan uang Mr Market. Kalau sahamnya itu sudah bukan dari hasil uang kita apakah kita akan panik waktu market bervoltalitas tinggi?

Selain meminimalkan resiko juga tersedia cash yang cukup besar buat masuk market lagi jika dalam keadaan koreksi besar. Jadi,  bukankah dengan demikian kesempatan kita jauh lebih aman dan cuan juga bisa lebih besar?

5. Pemupukan = Portofolio Optimization

Setelah ke 4 proses ini telah di lakukan, maka tinggal bagaimana kita mengotimalkan. Kalau di tanaman ya dikasih pupuk biarpun kondisi tanahnya sudah oke, nah kalau di push dengan pupuk pasti jauh lebih bagus bukan?

Sedangkan di pasar modal, seiring dengan berjalannya waktu kalau kita melakukannya dengan metode Equlibrium of Capital, maka sudah pasti cash kita akan bertambah besar. Saat waktu koreksi besar, lakukan penambahan posisi dengan analisa melihat anggota potofolio mana yg memiliki potensi jauh lebih itulah yag akan memdapatkan suntikan dana lebih besar.

Kamis, 04 Agustus 2016

Tips Trading Saham Bagi Pemula (Banget)

sumber:pixabay.com

Cuan adalah istilah untung dari selisih harga pembelian dan dan harga penjualan saham. Pertama masuk grup WA Danareksa aku roaming sama istilah-istilah yang mereka gunakan. Tapi yang akhirnya paling kuingat, ya cuan itu. Jadi pengen makan cumi-cumi deh, hihi.

Dalam trading saham itu, apalagi masih pemula sekali, diperlukan manajemen emosi yang baik. Kalau nggak pintar-pintar atur emosi, bisa terjebak di harga beli yang tinggi dan kesulitan menjual. Manajemen yang masih terus aku dalami sekarang, antara lain:

1. Sabar belajar dan nggak keburu beli saham. Pokoknya dimantapkan dulu deh analisanya. Kalau masih kesulitan analisa, bisa deh tanya sama analis sekuritasnya. Pernah aku pengalaman asal beli aja mumpung harga rendah. Eh ternyata sekarang harganya jeblok. Untung sih LQ 45 dan BUMN juga, jadi santai saja aku keep.

2. Jangan sedih lihat loss yang lebih banyak dari gain. Pergerakan saham itu cepat. Nyatanya nggak butuh seminggu aku dapat harga PTPP sesuai targetku. Padahal sebelumnya sudah loss lebih dari 3%.
Tetapi selanjutnya harus menetapkan cut loss juga lho!

3. Qonaah. Ini nih penting banget. Main saham itu jangan serakah. Ingat loh ini bukan judi. Bisa haram kalau kita main sahamnya untung-untungan. Kalau aku sih berusaha pasang target saja. Kalau tercapai ya jual. Kalau ternyata habis jual harganya naik, ya berarti rezekinya belum sampai kesitu. Apalagi aku masih pemula banget. Masih meraba-raba pergerakan saham satu dan lainnya, jadi nggak nyangkut aja sudah Alhamdulillah.

4. Mulai dari lot kecil dahulu. Apalagi aku selain memang pemula banget juga termasuk kaum yang lemah ekonominya, haha. Jadi mainnya ya lot kecil dahulu. Seringnya malah masih 1 lot. Yang penting banyakin portofolio dulu, sambil belajar polanya, ya kan?

5. Jangan tergiur saham gorengan. Fokus ke saham LQ 45 dulu. Soalnya pemula kan masih rentan salah analisa dan salah eksekusi. Saham gorengan memang murah dan memungkinkan hasil investasi yang besar, tetapi resikonya juga besar. Lossnya kadang susah diperkirakan. Pokoknya pemula cari aman saja deh.

6. Jangan lupa sisihkan untuk reksadana. Jangan semua dibelikan saham, gunakan sebagian dana untuk membeli reksadana, itung-itung simpenan, dan harganya relatif lebih stabil dibandingkan saham. Jarang ada kasus sampai loss besar-besaran (kalau di saham masih mungkin terjadi).

7. Last but not least. Berdoa dan bersedekah. Karena investasi terbaik tetap di tangan Allah SWT.

Ada tambahan?