Senin, 19 Desember 2016

Yuk Nabung Saham Goes to Campus Binus


Pagi ini secara tidak sengaja aku nonton acara menarik di IDX Channel. Acara itu adalah "Yuk Nabung Saham Goes To Campus" dan di episode kali ini mengambil tempat di Binus. Eh mantep yak, usia kuliah udah dapet info beginian. Coba aku dulu, ngertinya nabung di tabungan doang. Jadi, pada acara ini menghadirkan pembicara dari Asosiasi Analis Efek Indonesia, Ibu Susan Silaban. Karena temanya tentang nabung saham, jadi Bu Susan memberikan tips buat investor pemula seperti mahasiswa untuk beinvestasi di saham. Karena, walaupun saham dapat memberikan return yang lebih tinggi, tetapi resikonya juga tinggi. Apalagi ada lebih dari 500 emiten yang melantai di bursa. Nah, dari 500 lebih emiten itu, bagaimana cara memilihnya? Ini tips dari Bu Susan:

1. Pilih saham yg dekat dengan keseharian kita. Kita mandi pakai apa odol, sabun, dan samponya? Makan pakai produk mana? Kalau dakit obatnya merek apa?

2. Perhatikan laporan keuangan. Bila bertumbuh bisa terus keep.

3. Perusahaan patuh memberikan laporan keuangan

4. Perusahaan rutin memberikan deviden. Deviden ibarat bunga atau bagi hasil, jadi ada profit lebih, nggak sekedar memanfaatkan perbedaan harga saja.

5. Karena 'nabung', jangan terlalu pikirin entry point. Karena untuk jangka panjang jadi pikirkan saja kalau itu akan berkembang. Tapi, sebelum benar-benar entry, harus dipelajari dengan jelas emiten yang akan dipilih dan dibeli. Paling gampang ya dari poin pertama sampai keempat tadi.

Bocoran saham!

Di acara ini ada pembahasan khusus tentang saham potensial dan rekomendasi untuk jangka panjang loh. Bahkan sampai ada pembicara dari perusahaan yanh sahamnya potensial itu. Apa sih?

Saham potensial: SRIL karena akhir 2016 selesai ekspansi, dan pendapatan dicatat dalam bentuk dollar.

Menjelang akhir acara, Bu Susan memberikan saham rekomendasi untuk dikoleksi dalam jangka panjang. Yang paling potensial adalah dari perbankan (sayangnya langsung aku coret kalau yang sektor ini, hiks) yaitu BBTN, BJBR, sektor pangan (ICBP, JPFA), dan masing-masing satu saham dari sektor telekonunikasi (TLKM), pertambangan (ADRO), properti (PWON), departement store (RALS), dan infrastruktur (WSKT). Bu Susan memberi pertimbangan dari perkembangan laporan keuangannya.

0 komentar:

Posting Komentar