Minggu, 28 Mei 2017

Tiga Kesalahanku sebagai Trader Pemula dan Cara Mengatasinya

Sudah lama gak posting tentang 'belajar saham'. Ada begitu banyak materi yang tersebar di jagat internet dan grup chatting, bikin aku bingung,

Mau pelajari yang mana dulu?
Mau kuasai yang mana dulu?

Karena sejatinya semua itu kadang saling berhubungan. 

Buku Technical Analysis for Mega Profit sudah khatam dibaca. Grup chatting selalu disimak, tutorial youtube cukup banyak yang ditonton. Tapi masih losess aja, kenapa ya?


Ternyata aku melakukan kesalahan mendasar yang harus segera kuperbaiki:

1. Timeframeku nggak jelas.
Kadang cuan sedikit gatal lepas. Giliran losses parah, malah kutahan. Entrynya enak, selama ada deposit. Tapi mau exit susah, yg kadang sayang masih bisa naek, ternyata abis itu nyungsep. Kadang juga gak tahan liat tu saham merah terus dijual (sedekah sama bandar? Wahahaha). Seringnya sih itu, telat keluar terus nyungsep, ato malah kecepetan keluar jadi cuan gak maksimal. 

Tapi intinya itu, timeframeku kudu dipastikan dengan jelas. Kalau buat invest, harus benar pilih perusahaannya. Habis beli ya nggak usah diutak atik. Tapi kalau buat trading, yang paling utama harus disiplin money managementnya. Kelihatannya sepele, tapi justru ini yang paling krusial dari bisnis (cie) saham. Kudu displin dan no baper. Paling enak pake automatic trading, cuma porto juga masih seiprit-iprit. Masih belum begitu paham pakai fitur automatic trading juga (dasar gaptek).

2. Suka ikut-ikutan orang. Tapi malu bertanya. 
Aku sebenarnya beruntung punya banyak orang baik yang bersedia membagikan ilmu sahamnya secara gratis di grup chatting. Aku juga punya sahabat yang bertahan menggeluti saham dari 4 tahun yang lalu. Kurang berkah apa coba? Tapi kadang aku suka takut bertanya. Nanti pertanyaanku salah nggak ya? Nanti aku ngerepotin dia nggak ya? Tapi dilain sisi, aku suka ikut rekomendasi mereka juga. Padahal kan harusnya sebelum ikutan rekomendasi orang, sebaiknya kita analisa sendiri dulu supaya yakin dengan pilihan kita. Dan yang terpenting, tetap disiplin dengan stoploss.

3. Sukanya nyari saham murah di bawah.
Nggak salah sih sebenarnya, tapi ternyata perlu dipahami juga tren dari saham itu. Kalau downtrend, sebaiknya jangan mulai koleksi kecuali sudah ada tanda pembalikan arah. Masalahnya aku tu masih sering nggak paham, kapan mulai reversal atau balik arah. Kadang cuma false break, terus saham nyungsep lagi.

Dan, kembali lagi, kudu disiplin sama money management...Biar nggak baper, sebaiknya sih pasang automatic trading machine. Tetapkan nilai saham yang dibeli dan exit point yang dituju.

Bila berhasil membenahi tiga hal ini, aku yakin aku sukses menjadi investor yang bahagia.

Jadi mulai sekarang, aku bakalan fokus:
1. Membuat jurnal trading dan menganalisa indikator yang kupakai. 
2. Lebih giat mempelajari chart ketimbang diombang-ambingkan rekomendasi sana sini.
3. Untuk hal itu, Alhamdulillah aku sudah menemukan aplikasi android chart online, lengkap dengan berbagai indikatornya. Next bakalan aku bahas aplikasi pendukung trading. Aku full pakai smartphone soalnya nih.

Baca: Aplikasi Android untuk Belajar Saham

2. Mencoba berani bertanya kepada mereka yang expert
3. Memaksimalkan penggunaan ATM (automatic trading machine) agar bebas baper dan stress free.

Bismillah.

0 komentar:

Posting Komentar