Kamis, 31 Januari 2019

Memilih Pendidikan untuk Investasi Masa Depan Anak


Investasi itu luas maknanya. Investasi nggak hanya soal materi serta nilai untung dan rugi. Lebih dari itu, investasi adalah sesuatu yang berharga dan senantiasa dijaga agar tetap berharga. Salah satu investasi non materi yaitu ilmu. Warisan paling berharga dari orang tua kepada anak adalah ilmu. Dengan ilmu anak akan menjadi mandiri dan bermanfaat bagi orang lain. Jadi tak heran bila para orang tua getol mencari pendidikan yang terbaik untuk anaknya. Sebenarnya, ada banyak aspek yang perlu diperhatikan dalam memilih pendidikan anak. Pemilihan pendidikan yang tepat akan menjamin anak menjadi pribadi yang bahagia dan berguna. Apa sajakah aspek yang harus diperhatikan?

1. Kasih sayang adalah kunci pendidikan yang terbaik

Anak ibarat spons yang siap menyerap berbagai ilmu pengetahuan. Stimulasi berupa sentuhan dan pelukan dari orang tua (dan keluarga) terbukti dapat meningkatkan kecerdasan anak. Dalam perasaan aman dan nyaman, maka anak akan menyerap lebih banyak ilmu pengetahuan. Penuhi pula nutrisi anak dengan makanan yang bergizi, sebab logika nggak bisa jalan tanpa logistik. Ya atau yes?

2. Pendidikan dari keluarga adalah yang terpenting

Fitrahnya anak itu belajar. Ketika bayi dia akan belajar tengkurap, merangkak, berdiri, berjalan, kemudian berlari. Setelah lebih besar dia akan belajar mengungkapkan emosi. Disini peran penting keluarga. Pendidikan yang diterapkan di rumah akan membentuk karakter dan kepribadian anak (memperkaya karakter bawaannya dari lahir). Sedini mungkin ajarkan anak untuk mengungkapkan emosi dengan cara yang benar. Saluran emosi yang lancar akan membuat anak terhindar dari sikap tantrum. Selain diajarkan mengungkapkan emosi, anak juga perlu diajarkan berbagi. Intinya pendidikan keluarga sangat penting terutama untuk pondasi kecerdasan emosi anak.

3. Memilih sekolah yang tepat

Nah, ini nih bahasan yang nggak ada habisnya. Memilih sekolah yang tepat. Sebenarnya apa sih kriteria sekolah yang tepat itu?

a. Tepat itu berarti cocok dengan si anak
Ini yang terpenting. Pokoknya anak harus bisa betah di sekolah dulu. Karena lebih dari separuh harinya dihabiskan di sekolah. Makanya menjadi sangat penting membawa anak ikut survey calon sekolahnya

b. Kesamaan visi orang tua dengan sekolah
Sebagai perpanjangan tangan dari orang tua, sekolah yang dipilih haruslah sevisi dengan orang tua. Kan kasihan anaknya kalau tidak ada kesamaan visi antara orang tua dan sekolah. Misal contohnya, ada sekolah yang mengharuskan anak-anaknya memakai bahasa Indonesia, sedangkan orang tuanya di rumah selalu menggunakan bahasa daerah. Kelihatannya sepele, tapi kan anak jadi bingung.

c. Kemudahan komunikasi dengan sivitas di sekolah.
Ini bagian penting selanjutnya. Sekolah itu kan ibarat perpanjangan tangan kita sebagai orang tua. Sivitas di sekolah adalah orang tua kedua bagi anak, sehingga kemudahan komunikasi menjadi sangat penting. Kita berhak dan harus tahu perkembangan pembelajaran anak setiap harinya.

d. Lingkungan pertemanan anak dan orang tua di sekolah
Percayalah, sekolah sebagus apa pun, dengan guru sepintar apa pun, nggak menjamin anak kita 'jadi', karena ada faktor lain yang dapat mendukung keberhasilan anak, yaitu lingkungan pertemanan di sekolah, plus pergaulan orang tuanya. Manusia cenderung gampang terpengaruh sekitarnya, begitu juga anak dan orang tuanya. Oleh karena itu, perlu dilakukan observasi nengenai lingkungan pertemanan anak. Amati jangan sampai anak menjadi korban ataupun pelaku bullying. Begitu juga pertemanan para orang tua murid. Jangan sampai terjebak saling menyombongkan prestasi anak. Karena anak bukan piala yang bisa disombongkan kemana-mana.

e. Harga
Harga ditulis terakhir, padahal sebenarnya ini juga penting. Kalau bisa yang semurah mungkin (bahkan gratis). Walaupun faktor kenyamanan anak tetap yang paling utama. Yang nyaman belum tentu yang paling mahal.

4. Lingkaran pertemanan anak menentukan masa depannya
Sama halnya dengan pertenanan anak di sekolah. Ortu harus mampu membaur menjadi rekan diskusi anak, ajak teman bermainnya ke rumah sehingga kita dapat mudah mencari informasi mengenai teman anak. Ajarkan anak memilih teman yang baik, sehingga dapat bersinergi maju bersama.

5. Jangan sepelekan long life learning

Dari berbagai poin di atas, pembelajaran kehidupan tentu nggak ada habisnya. Ajarkan anak konsekuensi saat melakukan kesalahan, menyisakan uang jajan untuk ditabung, belajar sabar dengan orang yang lebih tua, dll. Itu adalah long life learning. Yang nantinya membentuk soft skill di dunia kerja.

Yang jelas, sekolah hanyalah irisan kecil dari pendidikan yang bisa dilakukan orang tua kepada anak. Kalau kata abah, harta yang paling berharga adalah keluarga, maka kata anak, harta yang paling berharga adalah ilmu yang bermanfaat.

7 komentar:

  1. Agar berhasil proses belajar di sekolah memang komunikasi dan kerjasama antara orang tua dan sekolah sangat diperlukan ya... Tfs mb...

    BalasHapus
  2. Setuju mbak kalau sebagai orangtua harus memikirkan masa depan si buah hati. Soalnya karakter dan kekuatan diri biasanya dimulai dari pendidikannya. Lebih utama juga dari ortunya.

    BalasHapus
  3. save ah info penting nih buat besok-besok pas punya buah hati.

    BalasHapus
  4. Jadi ingat kata-kata di area pintu masuk kampusku mb (UNY). "Pendidikan Adalah Investasi Peradaban", katanya. Pendidikan emang penting banget sih. Harta akan berkurang, tapi ilmu selalu bertambah

    BalasHapus
  5. Jadi punya ilmu dalam persiapan pendidikan anak. Emang bener ya, keluarga jadi "sekolah" anak itu pertama kalinya. ❤️

    BalasHapus
  6. Iya memang pilihan sekolah juga representasi dari keinginan ortu terhadap anak ya mbak hehehheheh

    BalasHapus
  7. tetap asal mula pendidikan anak itu kasih sayang dan keluarga ya mbak, baru deh baru bisa pilih kebutuhan eksternalnya seperti sekolah dan fasilitasnya

    BalasHapus