Selasa, 27 Agustus 2019

Kunci Mengatur Keuangan Rumah Tangga ala Investasiemak


Masalah uang terkadang jadi momok dalam kehidupan berumah tangga. Permasalahan klasik seperti uang habis sebelum gajian, atau kebutuhan mendadak yang terkadang memaksa untuk berhutang. Wah, jangan sampai seperti itu ya. Oleh karena itu, sebagai menteri keuangan rumah tangga, para emak harus pintar mengelola keuangan rumah tangga. Perlu diingat bahwa keberhasilan pengelolaan rumah tangga bukan pada seberapa besar uang yang dikelola, tetapi seberapa tepat pengelolaannya.

1. Alokasikan penggunaan uang di awal terima uang tersebut.

Bagi keluarga karyawan, pengelolaan keuangan harus tepat dari terima gaji. Seluruh pembiayaan dan rencana investasi disisihkan di awal bulan. Kalau katanya perencana keuangan terkenal, Safir Senduk, "Habiskan gajimu!". Maksudnya, seluruh pos keuangan harus sudah terpenuhi. Kalau pekerjaannya freelance alias tidak tetap gajiannya per bulan, maka harus ditargetkan penghasilan minimal pengeluaran sebulan. Segera sisihkan sesuai pos-pos yang ditentukan. Yang perlu dibuat pos pengeluaran antara lain:

A. Kebutuhan belanja sebulan, mulai dari belanja bahan makanan, jajan anak, pulsa, bensin, dll. Kalau mau gampang sih, langsung dijatah misal 2 juta perbulan. Jadi dalam sehari nggak boleh lebih dari 68 ribu.

B. Kebutuhan pembayaran, mulai dari listrik, uang sekolah, gaji ART, jaringan internet, dan hutang kalau ada. Buatlah di list kebutuhan pembayaran yang harus dilakukan dalam sebulan. Kebutuhan pembayaran tahunan seperti pajak kendaraan dan PBB, dicicil alokasinya per bulan.

C. Alokasikan investasi minimal 10% dari pendapatan! Misal bisa lebih besar, tentu lebih baik. Pilih produk investasi sesuai kebutuhan ya!

Semua pos dialokasikan di awal terima uang. Karena kalau dari awal uang tersebut tidak disisihkan, khawatir keburu habis saat akan digunakan. Patuhi apa yang sudah dianggarkan! Kebocoran perencanaan keuangan biasanya dari ketidakdisiplinan terhadap angka-angka tersebut.

2. Tentukan target keuangan

Dalam hidup, pasti ada target. Tujuannya, supaya hidup terarah. Dan yang jelas, dengan target, hidup akan terasa lebih bersemangat. Termasuk dalam keuangan, kita perlu membuat target keuangan. Target keuangan itu dibagi menjadi 3 berdasarkan jangka waktunya, yaitu jangka pendek, menengah, dan panjang. Dalam mewujudkan target keuangan, diperlukan kendaraan investasi agar target keuangan dapat terpenuhi dengan lebih baik. Investasi loh ya, bukan yang ada asuransinya. Perihal asuransi akan dibahas di poin selanjutnya.

Investasi jangka pendek bisa lewat reksadana pasar uang. Returnya lebih baik dibanding hanya ditabung ditabungan. Disebut jangka pendek bila rentang waktunya 1-2 tahun. Selanjutnya untuk investasi jangka menengah bisa lewat SBR, ST, ORI, reksadana campuran (yang terdiri dari surat berharga dan sedikit porsi saham). Nah, untuk jangka panjang, bisa dengan investasi emas atau saham (perhatikan fundamental perusahaan). Yang perlu diingat, investasi bukan hanya tentang seberapa besar returnnya, tetapi seberapa mudah liquiditasnya juga. Semakin liquid alias mudah dicairkan, maka semakin fleksibel untuk kebutuhan jangka pendek.

3. Disiplin pada perencanaan keuangan yang dibuat

Rencana sudah selangit, target sudah ditetapkan, tetapi bila tidak disiplin dengan perencanaan keuangan yang dibuat, ya sama saja. Pribahasa bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian bisa diterapkan dalam hal perencanaan keuangan. Biasakan hidup sederhana agar tidak susah memenuhi target keuangan.

4. Hindari hutang

Katanya hutang itu riba, dosanya ngeRIBAnget. Sebenarnya tanpa ditakut-takuti soal dosa, hutang tanpa pertimbangan matang memang akan menyengsarakan. Hutang akan menggerogoti keuangan keluarga, apalagi sekarang banyak program pinjaman mudah yang ternyata bunganya selangit. Misalkan butuh mobil, bisalah nanti beli mobil seken dengan harga yang tidak terlalu menguras kantong.

5. Memiliki asuransi kesehatan

Asuransi kesehatan sangat penting, karena sakit tidak bisa diduga datangnya. Asuransi kesehatan seperti BPJS Kesehatan sudah cukup bagus dalam menjamin pengobatan. Belum ada asuransi kesehatan semurah dan selengkap BPJS. Jangan berpikir untuk menunggak bayar asuransi, nanti akan repot sendiri ketika asuransi tersebut diperlukan. Selama asuransi tersebut tidak dipakai, anggap saja sedang sedekah, karena asuransi bukan soal untung rugi, tetapi kita membeli proteksi.


Sebagai emak dan menteri keuangan rumah tangga, kelima poin tersebut sangat penting dilakukan. Jangan berhenti belajar soal pengaturan keuanganrumah tangga. Tetap membuka mata dengan berbagai jenis investasi. Dan jangan lupa untuk mengajarkan mengatur keuangan pada anak sejak dini. Bila sedari kecil sudah mampu mengatur keuangan, kedepan akan lebih mudah menghadapi 'tantangan' masa depan.