Minggu, 21 Juni 2020

Investment Gathering Prudential x Eastspring Indonesia

Siapa yang selama pandemi Covid-19 ini makin getol investasi? Me! Bukan apa-apa, karena pandemi ini jadi makin sadar pentingnya investasi di instrumen yang aman dengan return yang lumayan. Reksadana Pasar Uang. Ini direkomendasikan oleh banyak financial planner sebagai salah satu pilihan dana darurat. Alasannya adalah karena kemudahan untuk dicairkan (maksimal 3 hari kerja) dan returnnya diatas deposito. Nah, pengetahuan soal investasi ini semakin bertambah setelah mengikuti Prudential Indonesia - Investment Highlight and Market Outlook 2020: Life with COVID-19.

Dalam acara ini, ada tiga pembicara  dari Prudential Indonesia dan Eastspring Investments Indonesia. Baru kutahu kalau ternyata PT Eastspring Investments Indonesia adalah anak perusahaan Prudential Indonesia yang difokuskan untuk mengelola dana investasi yang responsible bagi nasabah Prudential maupun umum.
Pemateri pertama adalah Ibu Novi Imelda selaku Chief Investment Officer Prudential. Beliau menunjukkan fact sheet mengenai kinerja investasi Prudential bersama Eastspring Investments Indonesia. Ternyata tahun 2020 yang katanya investasi lagi parah-parahnya, beberapa produk investasi PRUlink menunjukkan hasil positif. Produk tersebut antara lain PRUlink Syariah Fixed Income Fund, PRUlink Dollar Fixed Income Fund, dan PRUlink Syariah ASPAC Equity Fund (SAPF), dengan kinerja sampai bulan Mei ini  sebesar 8,48%, 7,82%, dan 9,34%. Bu Novi mengatakan bahwa saat ini adalah saatnya untuk melakukan rebalancing dan diversifikasi investasi sesuai profil resiko.
Investment Gathering dipandu Prabu Revolusi
Baca: 8 Langkah Investasi di Pasar Modal

Materi berikutnya dari Pak Alan Darmawan selaku CEO Eastspring Investment Indonesia. Ternyata Eastspring Investment Indonesia memiliki total dana kelolaan terbesar di Indonesia yaitu sebesar 92.08 triliun. Perusahaan investasi ini telah mendapatkan penghargaan sebagai Top Manajer Investasi 2017 Kategori Reksadana Pendapatan Tetap, dan Best Mutual Fund 2018 dan 2019 untuk kategori Equity Fund, serta Best Unitlik 2019 dan 2020. Pak Alan juga menjelaskan cara untuk mengenal profil resiko sebelum berinvestasi. Cara mudah mendeteksi profil resiko adalah dengan mengetahui daya tahan kita terhadap kerugian. Karena sesuai prinsip ekonomi, semakin besar potensi keuntungan, maka makin besar pula kemungkinan kerugian. Makanya jangka waktu investasi juga mempengaruhi 'daya tahan' itu. Kalau tujuannya investasi jangka panjang, tentu daya tahan terhadap kerugian akan lebih tinggi.

Materi selanjutnya tentang Market Outlook dari Pak Ari Pitojo, Chief Investment Officer Eastpring Investment Indonesia. Tahun 2020 ini diprediksi bahwa pertumbuhan ekonomi negatif akibat pandemi Covid-19. Namun demikian, selalu ada celah dalam setiap musibah. Beliau menjelaskan mengenai strategi portofolio dengan cara:
1. Berlindung pada kas lebih besar
2. Overweight/condong pada sektor defensif seperti sektor konsumsi dan teknologi informasi
3. Overweight/condong pada obligasi pemerintah

Sebagai investor pemula, bagaimana memulai investasi dan menghindari kesalahan yang umum dilakukan investor pemula?

Kesalahan investor pemula unumnya adalah "buy high sell low", atau membeli produk investasi saat harga tinggi dan menjual saat harga rendah. Kenapa bisa begitu?

1. Investasi tanpa ilmu (ikut-ikutan)
Investasi di pasar modal itu bukanlah judi, semua ada ilmunya. Misalkan saja, pada produk reksadana, antara reksadana pasar uang dan reksadana saham, walaupun sama-sama reksadana tetapi karakteristiknya berbeda. Makanya perlu belajar dahulu sebelum memulai investasi.

Baca: Jenis-jenis Investasi di Pasar Modal

2. Investasi tanpa mempertimbangkan profil resiko dan tujuan investasi
Investasi itu nggak semata cuan tapi juga harus aman. Penting untuk mendiversifikasi investasi sesuai dengan kebutuhan. Misalkan untuk dana darurat, tentu lebih baik dialokasikan di reksadana pasar uang yang nilainya tidak pernah menurun. Tetapi untuk hari tua, bisa dialokasikan ke reksadana saham karena tujuannya untuk jangka panjang. Nah, yang bikin pada buru-buru mencairkan investasi salah satunya karena tidak ada pertimbangan jangka waktu seperti ini. Begitu rugi langsung panik.

3. Investasi di tempat yang kurang tepat
Harusnya, kalau berinvestasi di tempat yang terpercaya, seharusnya nggak perlu khawatir saat nilai turun. Nanti pasti kembali ke nilai semula, bahkan lebih tinggi. Optimis perekonomian Indonesia masih akan terus bertumbuh kan? Tapi, lain ceritanya kalau berinvestasi tanpa mencari tahu kredibilitas lembaga investasinya. Oleh karena itu, pilihlah lembaga investasi yang diawasi OJK. Pelajari cara menganalisa suatu lembaga investasi. Pilih yang memiliki historis bertumbuh secara wajar. Kalau nggak wajar kudu hati-hati juga soalnya.

4. Tidak memperhitungkan kemampuan
Sebaiknya, posisi asset yang kita miliki dievaluasi terlebih dahulu, untuk melihat kemampuan berinvestasi kita. Oleh karena itu, penting bagi kita membuat balance sheet, yang terdiri dari inventarisasi aset sampai income statement pribadi. Dimulai dengan rutin mencatat setiap pengeluaran dan pemasukan serta membuat list asset yang dimiliki. Oh ya, kalau bingung bagaimana membuat balance sheet, salah satu blogger finansial yang ngehits ada template excelnya. Cuss ke danirachmat.com deh, terus klik ikon ini:


Porsi investasi yang tepat itu berapa sih?
Porsi investasi ideal itu kira-kira 30%, sesuai presentase maksimum saat mengambil loan. Misal bisa lebih dari itu jelas lebih baik.

Demikian sekelumit materi dari Investment gathering Prudential Indonesia. Semoga kita bisa #WeDOWealth ya.


7 komentar:

  1. Sejak dirumahkan sama Corona, jadi melek sama investasi saham nih. Apalagi harga emas lagi tinggi. Butuh ilmu saat hendak berinvestasi. Yuk, cuzz belajar..

    BalasHapus
  2. menarik nih materi ttg investasinya.. dah lama euy pengen investasi... hehe

    BalasHapus
  3. investasi perlu ilmu, tdk bisa asal-asalan investasi agar hasil investasinya maksimal dan aman.

    BalasHapus
  4. Impian banget bisa mencatat keuangan dengan rapi.
    Yang sederhanaaaa aja.
    Butuh apps yang bisa mencatat keuangan. Nuhun, kak Diba.

    BalasHapus
  5. Sebagai orang yang masih suka sembrono tapi berharap segera insyaf, aku catat beberapa poin dari postingan ini. Membantu

    BalasHapus
  6. investasi perlu dilakukan siapa saja ya mba, tapi nggak boleh sembarangan apalagi ikutan-ikutan

    BalasHapus
  7. Pentingnya investasi dengan ilmu ya, Mbak biar gak konyol.

    BalasHapus