Minggu, 25 Oktober 2020

Mencoba Tanifund, Alternatif Investasi Sekaligus Bantu Petani

Sudah lama bikin akun di Tanifund tapi belum juga tergerak melakukan pendanaan karena kerjasamanya sama Bank Permata. Aku kan nggak punya tabungan disana, nanti  kena potongan gimana? Padahal kan ya, emang seberapa sering sih bakal cairin dana? Investasi ini kan proyeksinya buat hari tua, ya memang nggak boleh dicairin, justru sesering mungkin di top up, ya kan? 

Tapi aman nggak ya? Nanti kalau duitku nggak balik gimana? Hmmm, kalau aman seharusnya sih aman, karena diawasi OJK, tetapi yang perlu dipahami bagaimana karakteristik investasinya. Untuk investasi model peer to peer (P2P) lending begini, resikonya adalah peminjam gagal bayar. Akan tetapi, pada website-nya selalu diupdate presentase TKB90 (tingkat kemampuan bayar pada 90 hari sejak jatuh tempo) dan presentase Tanifund per 24 Oktober 2020 adalah 100%, jadi secara historis lender di Tanifund tidak beresiko sama sekali.

Salah satu yang membuatku ragu untuk ikut P2P lending adalah kehalalan dari investasi ini. Tetapi, kalau benar-benar tidak ada yang 'ditutupi' dalam investasi ini, berarti nggak riba dong ya? Sebelum mendanai di Tanifund, kita akan disuguhkan dengan prospektus dan perjanjian yang harus ditanda tangan secara digital. Walaupun hanya mendanai sebesar 1 unit atau setara dengan seratus ribu rupiah, kita tetap diperlakukan sama. Ini nih yang bikin asyiknya fintech, nggak ada kasta-kastaan dalam berinvestasi. Selain itu, aku suka Tanifund karena...

1. Websitenya user friendly

Informasi program yang dapat didanai maupun update portofolio investasi semua dilakukan via website. Walaupun begitu, tampilannya sederhana dan ringan diakses via smartphone. Jadi nyaman nyari program pendanaan hanya dari smartphone. Klik-klik-klik-langsung masuk portofolio deh.



2. Walau 'hanya' via website. Tapi untuk transaksi ada keamanan berlapis

Setiap akan melakukan pendanaan, akan ada verifikasi 2 tahap, sehingga aman dari fraud. Fitur yang paling aku suka dari website ini adalah kolaborasi dengan digisign.id


Setiap program yang siap kita danai, selalu ada perjanjian yang harus kita tanda tangani. Di perjanjian tersebut jelas klausul-klausul yang harus disepakati. Baiknya membaca detail setiap klausulnya. Nanti kita diberi waktu 15 menit untuk membaca klausulnya, sebelum akhirnya perjanjian tersebut ditandatangani. Isi perjanjian masing-masing proyek tidak jauh berbeda. Jadi kalau sebelumnya sudah pernah mendanai proyek, bisa langsung di baca sekilas saja (tetep harus dibaca ya, takutnya ada klausul yang memberatkan kita)

3. Kemudahan top up dan melakukan pendanaan

Top up dana di akun Tanifund sangat mudah dengan virtual account. Jadi beda bank juga nggak masalah, nggak kena biaya admin. Dan kelebihan virtual account adalah dana terupdate otomatis, jadi nggak ada delay antara waktu transfer dan dana masuk ke akun.

Pendanaan baru di Tanifund biasanya rilis setiap malam pukul 19.00 WIB. Pendanaan di Tanifund biasanya langsung terisi penuh dalam waktu kurang dari sehari. Sebaiknya top up dulu dana ke akun Tanifund kita, biar kalau ada pendanaan kita bisa gerak cepat. Hehe.


Setiap ada pendanaan yang belum penuh seperti gambar di atas, berarti kita bisa mendanai. Pendanaan minimal 100.000 dan kelipatannya. Maksimal pendanaan tentu saja nominal pendanaan yang dibutuhkan. Selama dana tersedia, maka melakukan pendanaan di Tanifund semudah belanja online saja. Hanya bedanya nanti ada step penadatanganan perjanjian yang difasilitasi digisign.

Tanifund ini cocok buat diversifikasi investasi dengan tingkat pengembalian cukup kompetitif dan realtif aman karena tidak ada kredit macet di Tanifund. Selain itu, berinvestasi di Tanifund berarti berinvestasi untuk kemajuan pertanian di Indonesia. Maju terus pertanian Indonesia! 

0 komentar:

Posting Komentar