Rabu, 17 Agustus 2016

Tips Simpel Memulai Trading Saham

Kalau aku perhatikan ya, yang main saham itu biasanya cowok. Nggak tahu kenapa. Mungkin kalau cewek lebih suka invest emas atau karena sudah ribet mengurusi perekonomian keluarga, jadi masalah investasi di pasar modal sudah nggak kepikiran lagi. Yang top itu yang kemudian memulai bisnis rumahan. Aku salut deh sama ibu-ibu yang seperti itu (soalnya aku pernah coba dan failed, hihi).
Sumber: Pixabay

Kembali ke masalah saham. Boleh dibilang aku 'bermain' saham karena sebuah 'pelarian'. Iya, pelarian. Habis sudah lulus kuliah kok ya belum juga dapat kerja. Mau mulai bisnis kok ya nggak minat (paling nggak bisa menjual barang soalnya). Aku cuma bertekad otakku nggak boleh nganggur. Aku lihat sih masih belum banyak trader cewek (apa aku yang nggak tahu aja). Walau begitu aku punya sahabat semasa SMU yang sekarang fokus sebagai individual trader. Berkaca dari pengalamannya yang harus pindah-pindah tempat tinggal mengikuti pekerjaan suami, menurutnya pekerjaan sebagai trader ini cukup fleksibel dilakukan dimana pun. Apalagi online sudah gampang banget, ya kan? Aku jadi mantap deh main saham.

Sebenarnya, dalam bermain saham itu, kita dapat dibedakan menjadi dua tipe..
  • Tipe investor
  • Tipe trader
Yang membedakan dua tipe ini sebenarnya hanya pada rentang waktunya. Kalau tipe trader, pembelian dan penjualan saham dilakukan dalam waktu singkat. Sedangkan tipe investor, pembelian dan penjualan saham dilakukan dalam waktu agak lama, bahkan bisa tahunan. Awalnya sih aku pengen jadi investor saja, soalnya dag dig dug kalau harus jadi trader. Tetapi karena memang sekarang masih banyak waktu senggang. Aku pikir kenapa nggak aku coba-coba jadi trader saja. Toh kan pertimbangan beli dan jualnya parameternya sama. Cuma secara mindset aku yang harus agak berubah. Kalau berpikirnya sebagai trader, maka pola pikirnya:
  1. Jangan terlalu lama keep sebuah saham, karena itu sama saja modal mandek. 
  2. Tentukan target keuntungan dan kerugian. Ketika mencapai target itu, maka jangan ragu untuk out. Nanti bisa buyback lagi kok.
  3. Disiplin menetapkan cut loss. Soalnya ya itu tadi. Dana mandek bo!
  4. Jangan meratapi kerugian. Nggak masalah rugi satu transaksi, tetapi kejar keuntungan di transaksi lain. Ini sudah bisnis bo!
  5. Jangan bonek. Trading saham harus penuh pertimbangan dan analisa. Kalau trading tanpa analisa, apa bedanya sama judi, ya nggak?
  6. Terus belajar dan memahami pasar. Follow orang-orang berpengaruh di dunia pasar modal. Kalau aku sih suka mengamati Eyang Ratman, Ellen May, forum di WA grup Danareksa Online, dan stockbit.com
  7. Cari teman sharing. Dalam bisnis apa pun, kalau bisa bersinergi dengan orang lain itu biasanya hasilnya akan lebih baik. Karena saat down akan ada yang menyemangati. Dan saat di atas ada yang menemani berbahagia (bahagia sendirian itu nggak enak!). Dalam trading saham ini jujur kadang aku merasa pesimis. Bisa nggak ya? Trading saham itu butuh kontrol emosi yang baik. Aku kan orangnya nggak sabaran? Analisa fundamental dan teknikal saham itu ribet! Apalagi modalku kecil, kayaknya nggak sebanding sama cuan alias untungnya deh. Tetapi karena aku punya sahabat yang sevisi masalah saham, Jadi aku lumayan semangat sekarang. Masalah modal sih, pelan-pelan saja. Nanti kalau sudah yakin benar In sya Allah ada rezekinya. 
  8. Kudu all out! Walaupun awalnya aku trading untuk pelarian dan cari kesibukan, tetapi kalau sudah ditekadkan In sya Allah pasti ada jalan. Sebenarnya yang paling lama itu membenahi masalah mindsetnya. Stigma masyarakat tentang saham itu sama saja dengan berjudi. Padahal dalam trading saham ada analisa-analisa yang memungkinkan kita meraih untung dari sana (tanpa merugikan orang lain). Perdagangan di bursa efek itu juga terbuka dan transparan. Nggak beda kok sama beli cabe di pasar, ada fluktuasi harganya. Cuma bedanya kalau saham memang kita nggak pegang barangnya (tetapi jelas kepemilikannya). Setelah baca buku Ellen May dan browsing seputar hukum berinvestasi di pasar modal, aku baru terbuka masalah ini.
  9. Luruskan niat. Apa tujuan trading? Jadikan itu penyemangat dalam belajar trading. Jangan mikir bisa kaya dari trading, karena kalau untung banyak nanti jadi serakah dan kalau rugi bisa stres berat. Ridho Allah tetap yang utama. Makanya aku fokus sama saham yang diindex di JII (Jakarta Islamic Index) dan ISSI (Index Saham Syariah Indonesia). Bismillah.

0 komentar:

Posting Komentar